PENDAPAT TENTANG KASUS JESSICA - MIRNA
Kasus Jessica – Mirna
belakangan menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Indonesia, bahkan dunia
internasional. Pada tanggal 6 Januari 2016 di kafe Oliver, Mirna tewas seketika
setelah meminum Kopi Vietnam bersama teman-temannya, Jessica dan Hani. Setelah
dilakukan pemeriksaan, terbukti bahwa Mirna tewas karena racun Sianida.
Semua mata mengarah
kepada Jessica, karena pada hari itu Jessica yang memesan Kopi Vietnam untuk
Mirna dan juga minuman lainnya untuk Hani, padahal saat itu mereka belum
datang. Ketika Mirna kejang-kejang banyak saksi yang mengatakan bahwa refleks
Jessica melihat temannya sekaratpun sangat biasa, bahkan cenderung tidak peduli
(hal ini dibuktikan dari rekaman cctv pada persidangan bahwa Jessica tidak
menunjukan reflek untuk menolong Mirna.)
Menurut saya, kasus Mirna yang
sangat heboh diberitakan saat ini, merupakan pola pikir yang diatur dari media,
dimana kasus demi kasus begitu dibeberkan dengan kemasan yang sedemikian rupa
sehingga merajai pemberitaan untuk waktu yang cukup lama. Dalam sejarah Indonesia, baru kali
ini seseorang melakukan sidang hingga mencapai 31 kali. Mengalahkan isu politik
lain yang sebenarnya lebih penting dibandingkan kasus ini, tapi yang saya tidak
mengerti adalah kenapa media begitu menyorot kasus yang satu ini? Berbagai
orang berpendapat tentang Kompetensi Hukum di Indonesia, para pembaca yang
kontra terhadap Jesica merasa tidak puas dengan keputusan hakim karena
pembuktian fakta kurang maksimal, sedangkan di sisi lain para Pro Jesica
menyanggah bahwa tidak pernah ada bukti yang kuat untuk menjerat Jesica.
Berbeda lagi
dengan para pengamat yang lebih objektif, mereka menganggap bahwa kasus ‘kopi
sianida’ ini malah cenderung mempermainkan opini publik dibandingkan pembuktian
fakta. Bisa dilihat dari panjangnya proses persidangan, saksi ahli dan lain
sebagainya kasus ini malah terlihat seperti sinetron kata para anak muda yang
menontonya. Jesica mendatangkan saksi ahli dari luar negeri, dan sebegitu
banyaknya lalu pada akhirnya dia tetap terjerat pula karena tidak bisa
membuktikan secara nyata kalau dia tidak bersalah.
Kasus
tersebut bahkan megalihkan masyarakat pada kasus yang sebenarnya jauh lebih
penting dari pada Jesica. Disini kita bisa lihat begitu mudahnya bangsa
Indonesia terpengaruh oleh media, opini publik yang belum tentu kebenaranya
ditelan mentah-mentah membuat masyarakat kaucau antara pro dan kontra.
No comments:
Post a Comment